Kebenaran risalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ini benar-benar telah dibuktikan dengan nyata oleh orang-orang yang berpegang teguh pada kedua pokok sumber ajaran Islam yang murni. Mereka hidup mulia, bersatu dalam dalam manhaj, bersatu dalam barisan, hingga mereka hidup jaya di bawah naungan al-Qur’an dan Sunnah Nabinya.
Namun seiring panjangnya perjalanan sejarah tibalah musibah besar yang belum pernah dialami oleh generasi pertama yang terbaik yaitu banyaknya perselisihan dan perpecahan yang begitu akrab dengan umat ini. Hal ini bukan dikarenakan sumber al-Qur’an dan as-sunnah telah musnah, akan tetapi banyaknya kaum muslimin yang tidak merasa puas jika hanya bersumber kepada keduanya, karenanya mereka menambah dengan sumber-sumber palsu yang dijadikan rujukan, bahkan ada yang dijadikan sebagai pengganti dari al-Qur’an dan al-Hadits.
Sumber-sumber palsu yang menyesatkan tersebut di antaranya:
- 1. Hawa Nafsu
Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya dan Alloh membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya...” (QS. Al-Jatsiyah: 23)
Karena mengikuti hawa nafsu inilah seseorang banyak yang terhalangi untuk menerima kebenaran. Sebagaimana firman Alloh subhanahu wata’ala:
“..Ketahuilah bahwa sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Alloh sedikitpun..” (QS. Al-Qoshosh: 50)
- 2. Akal
Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ الْمَجْنُوْنِ
الْمَغْلُوْبِ عَلىَ عَقْلِهِ حَتَّى يَبْرَأَ وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى
يَسْتَيْقَظَ وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمُ
“Pena diangkat dari tiga golongan: orang yang gila yang akalnya
tertutup sampai sembuh orang yang tidur sehingga bangun dan anak kecil
sehingga baligh.” [HR. Ibnu Khuzaimah Ibnu Hibban dan Ad-Daruquthni]Akan tetapi akal sifatnya terbatas sehingga akal tidak bisa menembus di luar jangkauannya, oleh karenanya akal tidak bisa dijadikan sebagai tandingan syari’at, akal hanya diperintahkan untuk pasrah dan mengamalkan perintah syariat meskipun ia tidak mengetahui hikmah di balik perintah itu.
Imam Az-Zuhri berkata:
( مِنَ اللهِ الرِّسَالَةُ وَعَلَى الرَّسُوْلِ الْبَلاَغُ وَعَلَيْنَا التَّسْلِيْمُ )
“Risalah berasal dari Alloh, tugas Rosul-Nya adalah menyampaikan dan kewajiban kita adalah mene–rima dengan sepenuhnya .”Jadi, dalil yang shohih akan selalu selaras dengan akal yang sehat begitu pula akal yang sehat tidak mungkin bertentangan dengan nash yang shohih..
- 3. Mimpi
Imam Asy Syathibi berkata : “Di antara contohnya jika seorang Hakim (Qodhi) yang telah mendengar kesaksian dari dua orang saksi yang adil, lalu Hakim tersebut bermimpi melihat Rasulullah SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM berkata bahwa kedua saksi itu tidak adil, maka mimpi itu harus ditolak karena bertentangan dengan prinsip syari’at (maupun kaidah – kaidahnya)..” [Al-Muwaafaqaat, Asy-Syathibi, II/266-268]
- 4. Ilmu Kasyaf (Penyingkapan Tabir Ghaib)
Ibnu Taimiyah berkata:
“… Setiap yang memiliki Mukasyafah jika tidak ditimbang dengan al-Kitab dan as-Sunnah maka akan terjerumus pada kesesatan..” [Dar’u Ta’arudhu, ‘Aql wa nakl, 5/348]
- 5. Khurofat Dan Cerita-Cerita Bohong
- 6. Kitab-kitab sesat
Maha benar Alloh subhanahu wata’ala yang telah berfirman:
“Barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami leluasakan dia di kesesatannya yang telah dijalaninya itu, dan kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. an-Nisa’: 115).
Pembaca yang budiman…
Kitabulloh dan sunnah Nabi-Nya adalah jalan petunjuk dan jalan keselamatan, barangsiapa yang berpegang dengan keduanya dan berjalan di atas manhajnya; maka Alloh akan meluruskan jalannya, menjaga dari penyimpangan dan kesesatan. Dan barangsiapa yang berpaling dari keduanya dan meninggalkan larangannya. Maka Alloh akan membuatnya menyimpang dan menyesatkannya serta mencatat atasnya kerugian di dunia dan akherat.
Wallohu a’lam
Penulis: Ust. Supendi
No comments:
Post a Comment