Malaikat, Jin dan Manusia Tiada Mengetahui yang Ghaib
Posted: 11 Juni 2010 in Tausiyah
Tag:Jin, Malaikat, Manusia, Tiada Mengetahui yang Ghaib
Oleh : Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Istilah “penampakan” kian akrab di telinga masyarakat kita
akhir-akhir ini. Bagaimana pandangan syariat menyoroti hal ini?
Bagaimana pula dgn keyakinan bahwa sebagian manusia bisa mengetahui
hal-hal ghaib? Simak bahasan berikut!
Mempercayai hal-hal yg ghaib merupakan salah satu syarat dari benar keimanan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الم. ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ.
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ
إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ.
أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Alif laam miim. Kitab ini tdk ada keraguan pada petunjuk bagi mereka
yg bertakwa. mereka yg beriman kepada yg ghaib yg mendirikan shalat dan
menafkahkan sebagian rizki yg Kami anugerahkan kepada mereka. Dan
mereka yg beriman kepada Kitab yg diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yg
telah diturunkan sebelummu. Serta mereka yakin akan ada akhirat. Mereka
itulah yg tetap mendapat petunjuk dari Rabb mereka dan merekalah orang2
yg beruntung.”
Ghaib adl segala sesuatu yg tersembunyi dan tdk terlihat oleh manusia
seperti surga neraka dan apa yg ada di dlm alam malaikat hari akhir
alam langit dan yg lain yg tdk bisa diketahui manusia kecuali bila ada
pemberitaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Alam jin dan wujud jin dlm bentuk asli seperti yg telah Allah
Subhanahu wa Ta’ala ciptakan adl ghaib bagi kita. Namun golongan jin
dapat berubah-ubah bentuk –dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala–
dan amat mungkin bagi mereka melakukan penampakan sehingga kita dapat
melihat dlm wujud yg bukan aslinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguh ia dan pengikut-pengikut melihat kamu dari suatu tempat yg kamu tdk bisa melihat mereka.”
Dari Abu As-Sa`ib maula Hisyam bin Zuhrah beliau bercerita bahwa diri
pernah berkunjung ke rumah Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu
katanya: “Aku mendapati tengah mengerjakan shalat akupun duduk menunggu
hingga beliau selesai. Tiba-tiba aku mendengar ada gerakan pada bejana
tempat minum yg ada di pojok rumah. Aku menoleh ke arah dan ternyata ada
seekor ular. Aku segera meloncat utk membunuh namun Abu Sa’id memberi
isyarat kepadaku agar aku duduk. Ketika ia selesai dari shalat ia
menunjuk ke sebuah rumah yg ada di kampung itu sambil berkata: ‘Apakah
engkau lihat rumah itu?’ ‘Ya’ jawabku. Ia kemudian menuturkan ‘Dahulu yg
tinggal di rumah itu adl seorang pemuda yg baru saja menjadi pengantin.
Kala itu kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam ke Khandaq dan pemuda itupun ikut bersama kami. Saat tengah hari
pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
utk pulang menemui istrinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengizinkan sambil berpesan: ‘Bawalah senjatamu krn aku khawatir engkau
bertemu dgn orang2 dari Bani Quraidhah.’ Pemuda itu mengambil senjata
kemudian pulang menemui istrinya. Setiba di rumah ternyata istri sedang
berdiri di antara dua daun pintu. Ia mengarahkan tombak kepada istri utk
melukai krn merasa cemburu krn istri berada di luar rumah. Istri
berkata kepadanya: “Tahan dulu tombakmu dan masuklah ke dlm rumah
sehingga engkau akan tahu apa yg menyebabkan aku sampai keluar rumah!”
Pemuda itu masuk dan ternyata terdapat seekor ular besar yg melingkar
di atas tempat tidur. Pemuda itu lantas menghunuskan tombak dan
menusukkan pada ular tersebut. Setelah itu ia keluar dan menancapkan
tombak di dinding rumah. Ular itu menyerang dan terjadilah pergumulan
dgn ular tersebut. Tidak diketahui secara pasti mana di antara kedua yg
lbh dahulu mati ular atau pemuda itu.’
Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu melanjutkan ceritanya: ‘Kami menghadap
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan melaporkan kejadian itu
kepada dan kami sampaikan kepada beliau: ‘Mohonlah kepada Allah agar
menghidupkan demi kebahagiaan kami.’ Beliau menjawab: ‘Mohonlah ampun
utk shahabat kalian itu!’
Selanjut beliau bersabda: ‘Sesungguh di Madinah terdapat golongan jin
yg telah masuk Islam mk jika kalian melihat sebagian mereka –dalam
wujud ular– berilah peringatan tiga hari. Dan apabila masih terlihat
olehmu setelah itu bunuhlah ia krn sebenar dia adl setan.” 1
Para Rasul Tidak Mengetahui yg Ghaib
Telah disebutkan sebelum bahwa sekumpulan jin datang kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mendengarkan bacaan Al-Qur`an.
Ketika itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk mengetahui kehadiran
mereka kecuali setelah sebuah pohon memberitahu –dan Allah Subhanahu wa
Ta’ala Maha Kuasa utk menjadikan pohon dapat berbicara– seperti yg
disebutkan Al-Imam Al-Bukhari dlm Shahih- dari shahabat Ibnu Mas’ud
radhiallahu ‘anhu. Ini menunjukkan bahwa beliau tdk mengetahui perkara
ghaib kecuali yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala kabarkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ لاَ أَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللهِ وَلاَ أَعْلَمُ
الْغَيْبَ وَلاَ أَقُوْلُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلاَّ مَا
يُوْحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي اْلأَعْمَى وَالْبَصِيْرُ أَفَلاَ
تَتَفَكَّرُوْنَ
“Katakanlah: ‘Aku tdk mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah
ada padaku dan tdk pula aku mengetahui yg ghaib dan tdk pula aku
mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tdk mengetahui
kecuali apa yg diwahyukan kepadaku.’ Katakanlah: ‘Apakah sama orang yg
buta dgn orang yg melihat?’ mk apakah kamu tdk memikirkannya?”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
قُلْ لاَ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَا شَاءَ
اللهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ
وَمَا مَسَّنِيَ السُّوْءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيْرٌ وَبَشِيْرٌ لِقَوْمٍ
يُؤْمِنُوْنَ
“Katakanlah: ‘Aku tdk berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan
tdk pula menolak kemudharatan kecuali yg dikehendaki Allah. Dan sekira
aku mengetahui yg ghaib tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyak
dan aku tdk akan ditimpa kemudharatan. Aku tdk lain hanyalah pemberi
peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang2 yg beriman’.”
Para Malaikat Tidak Mengetahui yg Ghaib
Kendatipun para malaikat adl mahluk yg dekat di sisi Allah Subhanahu
wa Ta’ala namun utk urusan ghaib ternyata mereka pun tdk mengetahuinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman saat pertama kali hendak menciptakan
manusia:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي اْلأَرْضِ
خَلِيْفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ
الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي
أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ. وَعَلَّمَ آدَمَ اْلأَسْمَاءَ كُلَّهَا
ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُوْنِي بِأَسْمَاءِ
هَؤُلاَءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ. قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ
لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
“Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat:
‘Sesungguh Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka
berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yg akan
membuat kerusakan pada dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa
bertasbih dgn memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Allah berfirman
‘Sesungguh Aku mengetahui apa yg kamu tdk ketahui.’ Dan Dia mengajarkan
kepada Adam nama-nama seluruh kemudian mengemukakan kepada para Malaikat
lalu berfirman: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
memang orang2 yg benar!’ Mereka menjawab: ‘Maha Suci Engkau tdk ada yg
kami ketahui selain dari apa yg telah Engkau ajarkan kepada kami.
Sesungguh Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’.”
Kaum Jin Tidak Mengetahui yg Ghaib
Banyak sekali orang yg tertipu dan keliru kemudian mengira jika
bangsa jin mengetahui yg ghaib terutama bagi mereka yg terjun dlm kancah
sihir dan perdukunan. Akibat kepercayaan dan ketergantungan mereka
terhadap jin sangatlah besar sehingga menggiring mereka kepada
kekufuran.
Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala dgn tegas telah mementahkan anggapan ini dlm firman-Nya:
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ
إِلاَّ دَابَّةُ اْلأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ
تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُوْنَ الْغَيْبَ مَا
لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِيْنِ
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman tdk ada yg
menunjukkan kepada mereka kematian itu kecuali rayap yg memakan
tongkatnya. mk tatkala ia tersungkur tahulah jin itu bahwa kalau sekira
mereka mengetahui yg ghaib tentulah mereka tdk tetap dlm siksa yg
menghinakan.”
Manusia Tidak Dapat Mengetahui Alam Ghaib
Jika para rasul yg merupakan utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm
menyampaikan syariat-Nya kepada manusia tdk mengetahui hal yg ghaib
sedikitpun mk sudah tentu manusia secara umum tdk ada yg dapat
mengetahui alam ghaib atau menjangkau batasan-batasannya. Allah
Subhanahu wa Ta’ala hanya memerintahkan agar mengimani perkara yg ghaib
dgn keimanan yg benar.
Keyakinan seperti ini agak sudah mulai membias. Apalagi saat ini
banyak sekali orang yg menampilkan diri sebagai narasumber utk
urusan-urusan yg ghaib mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dgn
masa depan seseorang dari mulai jodoh karir bisnis atau yg lainnya.
Kata ‘dukun’ barangkali sekarang ini jarang didengar dan bahkan serta
merta mereka akan menolak bila dikatakan dukun. Dalih apalagi kalau
bukan seputar “Kami tdk meminta syarat-syarat apapun kepada anda” “Kami
tdk menyuruh memotong ayam putih” dan sebagainya. Padahal praktek
seperti itu adl praktek dukun juga. Beda dukun sekarang ini
berpendidikan sehingga bahasa yg digunakan pun bahasa-bahasa ilmiah
sehingga mereka jelas enggan disebut dukun.
Tak ada seorang pun yg dapat melihat dan mengetahui perkara ghaib
menentukan ini dan itu terhadap sesuatu yg belum dan akan terjadi di
masa datang. Jika toh bisa itu semata-mata bantuan dan tipuan dari setan
sehingga dusta bila itu dihasilkan dari latihan dan olah jiwa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوْهُ إِلاَّ
فَرِيْقًا مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ. وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ مِنْ
سُلْطَانٍ إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَنْ يُؤْمِنُ بِاْلآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ
مِنْهَا فِي شَكٍّ وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ
“Dan sesungguh Iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaan
terhadap mereka lalu mereka mengikuti kecuali sebahagian orang2 yg
beriman. Dan tdk adl kekuasaan Iblis terhadap mereka melainkan hanyalah
agar Kami dapat membedakan siapa yg beriman kepada ada kehidupan akhirat
dari siapa yg ragu-ragu tentang hal itu. Dan Rabbmu Maha Memelihara
segala sesuatu.”
Ada pula sebagian manusia yg memiliki aqidah rusak di mana mereka
meyakini ada sebagian orang yg keberadaan ghaib dari pandangan manusia
dan biasa identik dgn orang2 yg dianggap telah suci jiwanya. Mereka
mengistilahkan dgn roh suci atau rijalul ghaib.
Ketahuilah bahwa tdk ada istilah manusia ghaib. Tidak ada pula
istilah rijalul ghaib di tengah-tengah manusia. Rijalul ghaib itu tiada
lain adl jin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ اْلإِنْسِ يَعُوْذُوْنَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasa ada beberapa orang laki2 di antara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki2 di antara jin mk jin-jin itu menambah
bagi mereka dosa dan kesalahan.”
Alam ghaib tetaplah ghaib sesuatu yg tdk bisa diketahui dan dilihat
manusia kecuali apa yg telah Allah Subhanahu wa Ta’ala beritakan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا. إِلاَّ مَنِ
ارْتَضَى مِنْ رَسُوْلٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ
خَلْفِهِ رَصَدًا
“ Yang Mengetahui yg ghaib mk Dia tdk memperlihatkan kepada
seorangpun tentang yg ghaib itu. Kecuali kepada rasul yg diridhai-Nya mk
sesungguh Dia mengadakan penjaga-penjaga di muka dan di belakangnya.”
Kunci-kunci Ghaib adl Milik Allah Subhanahu wa Ta’ala Semata
Sesungguh tdk ada seorangpun yg mengetahui perkara ghaib dan hal-hal
yg berhubungan dengan kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah banyak menegaskan hal ini dlm Al-Qur`an. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ وَمَا يَشْعُرُوْنَ أَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ
“Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yg
mengetahui perkara yg ghaib kecuali Allah’ dan mereka tdk mengetahui
bila mereka akan dibangkitkan.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ
وَيَعْلَمُ مَا فِي اْلأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ
غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوْتُ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ
خَبِيْرٌ
“Sesungguh Allah hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari
Kiamat dan Dialah yg menurunkan hujan dan mengetahui apa yg ada dlm
rahim. Dan tiada seorangpun yg dapat mengetahui apa yg akan diusahakan
besok. Dan tiada seorangpun yg dapat mengetahui di bumi mana dia akan
mati. Sesungguh Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ
“Yang demikian itu ialah Rabb Yang mengetahui yg ghaib dan yg nyata Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.”
Dalam ayat lainnya:
قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُوْنَ
“Allah berfirman ‘Bukankah sudah Aku katakan kepadamu bahwa sesungguh
Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yg kamu
lahirkan dan apa yg kamu sembunyikan?’.”
Banyak sekali dalil-dalil yg berhubungan dgn masalah ini. Namun
mungkin yg disebutkan di sini sudah dapat mewakili bahwa Allah-lah yg
mengetahui hal ihwal alam ghaib. Sedangkan manusia tdk ada yg bisa
mengetahui dan melihat kecuali apa-apa yg telah Allah Subhanahu wa
Ta’ala kuasakan.
Mudah-mudahan semua uraian-uraian di atas bermanfaat bagi kita semua. Amin yaa Mujiibas sa`iliin.
Wal ’ilmu ‘indallah.
1 Terjadi perbedaan pendapat dlm hal membunuh ular yg berada di
rumah. Sebagian ulama berpendapat bahwa pemberian peringatan terlebih
dahulu itu hanya berlaku di Madinah adapun di tempat selain bisa
langsung dibunuh. Ini adl pendapat Al-Imam Malik dan yg dikuatkan oleh
Al-Maziri. Sebagian yg lain berpendapat bahwa pemberian peringatan
terlebih dahulu bersifat umum bukan hanya di Madinah. Kecuali ular
Al-Abtar yakni yg berekor pendek dan Dzu Thufyatain yg mempunyai dua
garis lurus berwarna putih di punggung boleh langsung dibunuh walaupun
di rumah.
Sumber:
http://www.asysyariah.com
Malaikat, Jin dan Manusia Tiada Mengetahui yang Ghaib