Thursday, 23 October 2014

Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat ALLAH Serta Jenis Taubat Yang Tidak Diterima Oleh ALLAH

Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih
Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat ALLAH Serta
Jenis Taubat Yang Tidak Diterima Oleh ALLAH


Posted: 1 November 2012 in Fiqih & Fatwa

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

http://tausyah.wordpress.com/Taubatan-Nasuha
Taubatan-Nasuha
Bertaubat
adalah sesuatu yang wajib hukumnya bagi setiap muslimin dan muslimah
paling tidak sekali dalam seumur hidupnya, karena manusia hidup selalu
berada dalam kerugian dan tidak pernah luput dari dosa dan kesalahan.
Sebagaimana Firman ALLAH Ta’ala yang berbunyi :
وَالْعَصْرِإِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. QS. Al-‘Ashr : 001-002.
Karenanya wahai akhi lagi ukhti sekalian..tiap-tiap manusia selalu hidup dalam kerugian,
oleh karena dosa-dosa kecil yang dianggap tak jadi masalah dalam
hidupnya, seperti halnya berdusta, mengumpat, mengeluh, dan sebagainya.
Terlebih lagi dengan dosa-dosa besar yang pernah diperbuat, seperti
halnya seorang pembunuh, pezinah, peminum-minuman keras, mencuri,
penjudi dan sebagainya. Adalah semua dosa-dosa ini masih di ampuni oleh
ALLAH Tabaraka wa Ta’ala, selagi ia dengan bersungguh – sungguh datang
kepada kepada ALLAH dengan bertaubat yaitu dengan taubatan nasuha dan
berjanji bahwa ia tidak akan pernah melakukan dosa-dosanya yang telah
lalu.

Kecuali bagi orang –orang musryik dan kafir yang telah ALLAH janjikan
bagi mereka siksa neraka yang berkekalan dan selama-lamanya, karena
sedari lahir hingga ajal menjemput mereka..mereka senantiasa mengingkari
ALLAH dan Rasul-Nya serta berbuat kerusakan yang besar dimuka bumi.
Jikapun di
antara antum – anty sekalian yang membaca artikel ini pernah melakukan
dosa – dosa besar itu, maka bersegeralah untuk bertaubat pada
ALLAH..selagi jasad ini masih bernyawa, sedang pintu taubat masih
terbuka lebar-lebar bagi hamba-hamba yang mengkehendaki keridhoan
daripada ALLAH Tabaraka wa Ta’ala.
Berapa banyak yang kita lihat maupun kita dengar bahwasanya seorang pembunuh yang mati terbunuh, seorang penjudi yang mati di meja judinya,
seorang peminum-minuman keras yang mati dengan sebotol minuman keras
ditangannya, seorang pezinah yang mati saat ia berzinah dan lain
sebagainya. Ya..mereka mati dengan su’ul khotimah yang telah
berterang-terangan menunjukkan kekufurannya tanpa taubat dan menjadi
ahli neraka.


Maka wahai akhi lagi ukhti
sekalian..bertauatlah..sebelum ajal menjemput sedang nyawa sudah berada
dikerongkongan yang tidak akan beroleh tempat lagi untuk bertaubat
kepada ALLAH dan sekali-kali ALLAH Tabaraka wa Ta’ala tidak akan
menerima taubat mereka. Sebagaimana Fir’aun yang bertaubat kepada ALLAH
sedang ajalnya sudah sampai dikerongkongan, sehingga ia termasuk pada golongan manusia yang binasa dan dibinasakan oleh ALLAH Subhana wa Ta’ala.
Firman ALLAH Ta’ala :
وَجَاوَزْنَا
بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ
بَغْياً وَعَدْواً حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنتُ أَنَّهُ
لا إِلِـهَ إِلاَّ الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَاْ مِنَ
الْمُسْلِمِينَ
Dan Kami
memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh
Fir`aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas
(mereka); hingga bila Fir`aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia:
“Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai
oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)”. QS. Yunus : 090.
Juga sanak saudara muslimin dan keluarganya yang telah membisikkan “syahadat” dijelang ajal saudaranya yang semasa hidupnya gemar berbuat maksiat, namun ia justru menyebut kata-kata yang lain yaitu ucapan yang penuh dengan kemaksiatan semasa ia berbuat maksiat didunia.

Namun bagaimanakah dengan muslimin dan
muslimah yang berniat untuk bertaubat, namun masih juga kembali kepada
kemaksiatannya itu. Karenanya..akhi ukhti sekalian..marilah kita kaji
lebih jauh..
ALLAH Subhana wa Ta’ala berfirman :
قُلْ يَا
عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن
رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah,
‘Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penya-yang’.” 
(az-Zumar: 53) 
Para ulama bersepakat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang bertaubat. Barangsiapa yang bertaubat dari dosa-dosanya
dengan taubat yang semurni-murninya, maka Allah mengampuni dosa-dosanya
semuanya, berdasarkan ayat ini dan berdasarkan firmanNya, 



Firman ALLAH Ta’ala :
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحاً عَسَى
رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ
تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ 
“Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai.” 
(at-Tahrim: 8) 
Allah SWT mempertalikan penghapusan kesalahan-kesalahan dan masuk surga pada ayat ini dengan taubat yang semurni-murninya,
yaitu pertaubatan yang mencakup meninggalkan dosa, waspada terhadapnya,
menyesali apa yang pernah dilakukannya, bertekad bulat untuk tidak
kembali kepadanya, karena meng-agungkan Allah, menginginkan pahalanya,
dan takut terhadap siksanya. Dan di antara syarat taubat ialah
mengembalikan hak-hak yang dizhalimi kepada yang berhak menerimanya atau
mereka memaafkannya, jika kemaksiatan tersebut berupa kezhaliman yang
menyangkut darah, harta dan kehormatan. Jika ia sulit meminta maaf dari
saudaranya menyangkut kehormatannya, maka ia banyak berdoa untuknya, dan
menyebut kebaikan-kebaikan
amal yang dilakukan olehnya di tempat-tempat di mana ia pernah
menggunjingkannya; karena kebaikan-kebaikan akan menghapuskan
keburukan-keburukan. Allah SWT berfirman, 



 وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 
“Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (an-Nur: 31) 
Allah Subhana wa Ta’ala mengaitkan dalam
ayat ini keberuntungan dengan taubat. Ini menunjukkan bahwa orang yang
bertaubat itu orang yang beruntung lagi berbahagia. Jika orang yang
bertaubat mengiringi taubatnya dengan iman dan amal shalih,
maka Allah menghapuskan keburukan-keburukannya dan menggantinya de-ngan
kebajikan-kebajikan. Sebagaimana firman Allah q dalam surah al-Furqan,
ketika menyebutkan kesyirikan, membunuh dengan tanpa hak dan zina, 



 وَالَّذِينَ
لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهاً آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ
الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَن يَفْعَلْ
ذَلِكَ يَلْقَ أَثَاماً يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً
صَالِحاً فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ
اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً 
“Dan
orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membu-nuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa melakukan demikian
itu, niscaya dia mendapat (pem-balasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat
gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab
itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman
dan mengerjakan amal shalih; maka mereka itu kejahatan mereka diganti
Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengam-pun lagi Maha
Penyayang.” 
(al-Furqan: 68-70) 
Di antara sebab taubat ialah ketundukan kepada Allah, me-mohon hidayah dan taufik kepadaNya, serta agar Dia memberi kurnia berupa taubat kepadamu.


Firman ALLAH Ta’ala :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ  
” Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. ” (Ghafir: 60) 
Firman ALLAH Ta’ala :


وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُونَ
“Dan
apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
mendoa apabila ia berdoa kepadaKu.” 
(al-Baqarah: 186) 
Di antara sebab-sebab taubat juga dan istiqamah di atasnya ialah berteman dengan orang-orang yang baik dan meneladani amalan-amalan mereka, serta menjauhi berteman dengan orang-orang yang jahat. Shahih dari Rasulullah bahwa beliau ber-sabda, 


اَلْمَرْءُ عَلىَ دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ
“Seseorang itu tergantung agama temannya, maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan kepada siapa berteman.” (HR. Abu Daud dalam al-Adab, no. 4833; at-Tirmidzi dalam az-Zuhd, no. 2378; Ahmad, no. 8212) 
Beliau bersabda, 
مَثَلُ
اْلجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَاْلجَلِيْسِ السُّوْءِ كَحَامِلِ اْلمِسْكِ
وَنَافِخِ الْكِيْرِ فَحَامِلُ اْلمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا
أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحاً طَيِّبَةً
وَنَافِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يَحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ
رِيْحاً خَبِيْثَةً 
“Perumpamaan
teman yang shalih dan teman yang buruk ialah seperti pembawa minyak
wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan memberi minyak
kepadamu, kamu membeli darinya, atau kamu mencium baunya yang harum.
Sedangkan pandai besi mungkin akan membakar pakaianmu atau kamu mencium
bau yang tidak sedap.” 
(HR. Al-Bukhari dalam al-Buyu`, no. 2101; Muslim dalam al-Birr wa ash-Shilah, no. 2628)
 
Wallahu Ta’ala A’lam..
Rujukan Kitab ad-Da’wah, al-Fatawa, hal. 251, Syaikh Ibnu Baz
Hukum Orang Yang Bertaubat Namun Masih Kembali Pada Kemaksiatan, Janganlah Berputus Asa Dari Rahmat ALLAH Serta Jenis Taubat Yang Tidak Diterima Oleh ALLAH

No comments:

Post a Comment