Friday, 31 October 2014

Kembalilah Pada ALLAH Walau Apapun Perkaranya



Kembalilah Pada ALLAH Walau Apapun Perkaranya


Posted: 17 Juni 2010 in Renungan

Tag:,
 
 
Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah)
ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi
lalu dia termasuk orangorang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan
oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak
termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap
tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami
lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan
Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus
dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena
itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang
tertentu. (QS Ash Shaafaat:139-148)

Ayat-ayat ini mengisahkan saat Nabi Yunus a.s. meninggalkan umatnya.

Kemudian beliau naik ke sebuah kapal yang penuh dengan muatan. Karena

sesuatu hal yang mengancam keselamatan kapal, maka diputuskan untuk

mengurangi penumpang dengan cara melempar sebagian penumpang ke laut.

Untuk menentukan siapa yang akan dilempar ke laut, maka diadakan undian
dan Nabi Yunus a.s. kalah dan harus dilempar ke laut. Kemalangan tidak
sampai di sana, di laut beliau ditelan oleh seekor ikan yang besar.
Beliau berdoa di dalam perut ikan sampai pertolongan Allah datang.
Beliau dilemparkan ke suatu daerah yang tandus dan dalam keadaan sakit.

Setelah mengalami berbagai kemalangan dan kesulitan tersebut, akhirnya

pertolongan Allah SWT datang. Mulai ditumbuhkannya pohon labu dan
diterima oleh umat yang beriman. Suatu kenikmatan yang diberikan Allah
SWT kepada orang-orang yang bershabar atas segala ujian yang
dihadapinya.

Oleh karena itu hendaknya kita semua selalu berpikir positif. Selalu
yakin bahwa ada hikmah dari setiap kejadian atau kondisi yang kita alami
saat ini. Suatu kesulitan bukan berati kita akan sulit selamanya. Ada
kebaikan dan kemudahan setelahnya, insya Allah.

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS.Alam Nasyrah:5-6)

Dan belum tentu pula kesulitan yang kita hadapi merupakan gambaran dan

kehinaan kita, Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata:

“Tuhanku menghinakanku” Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim. (QS. Al fajr:16-17)

Kesempitan rezeki bukan indikasi yang menunjukan kehinaan dan
kesia-siaan. Apapun kejadian yang menimpa kita, apabila hati kita penuh
dengan iman, maka kita insya Allah akan selalu berhubungan dengan Allah
SWT dan mengerti apa yang ada di sana. Harga diri seseorang dalam
timbangan Allah SWT bukan ditentukan oleh nilai-nilai lahiriah.

Kesulitan dan kegagalan bukanlah diri kita. “kesalahan kita” dan “kita” adalah

berbeda. Kesalahan adalah kesalahan, diri kita adalah diri kita.
Maksudnya jika kita melakukan kesalahan, bukan berarti diri kita orang
yang selalu salah, kita hanya membuat kesalahan saja, yang masih bisa
kita perbaiki. Jangan putus asa, jangan berhenti, teruslah maju.

Kembalilah Pada ALLAH Walau Apapun Perkaranya

No comments:

Post a Comment