Mengenal Jin
Fiqih Quran & Hadist Oleh : Redaksi 12 Mar, 06 – 3:42 pmtempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Al Quran, surat Al A’raf :
27)
Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak
bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa
(Arab) berasal dari kata ijtinan yang berarti istitar (tersembunyi).
Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus,
sedangkan setan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia
atau hewan. Iblis adalah gembongnya setan.
Apakah Jin itu?
Jin dinamakan jin karena wujudnya yang tersembunyi dari pandangan mata manusia. Firman Allah, “Sesungguhnya
ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang
kamu tidak bisa melihat mereka.”(QS. Al A’raf 27).
Kalau pun ada manusia yang dapat melihat jin, jin yang dilihatnya
itu adalah yang sedang menjelma dalam wujud makhkuk yang dapat dilihat
mata manusia biasa. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, “Setan
memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan
Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di
tanganku. Kalau bukan karena adanya doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti
kubunuh dia.”(HR Al Bukhari).
Asal kejadian Jin
Kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas. Allah berfirman, “DanKami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”
(QS. Al Hijr: 27). “Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.”
(QS. Ar Rahman : 15).
Rasulullah bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin
diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan
(diceritakan) kepada kamu [yaitu dari air sperma dan ovum].” (HR Muslim dari Aisyah di dalam kitab Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).
Bagaimana wujud api yang merupakan asal kejadian jin, Al Quran tidak
menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kita untuk
meneliti-nya secara detail. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid dan Adhdhak
berpendapat bahwa yang dimaksud “api yang sangat panas” (nar al-samum)
atau “nyala api” (nar) dalam firman Allah di atas ialah “api murni”.
Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya “bara api”, seperti dikutip dalam
Tafsir Ibnu Katsir.
Mengubah bentuk
Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri.Salah satu kekhususan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin
kafir (setan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum
Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika kaum Quraisy berkonspirasi
untuk membunuh Nabi SAW di Makkah. Kedua, dalam Perang Badr pada tahun
kedua Hijriah, seperti diungkapkan Allah di dalam surat Al Anfal: 48.
Apakah jin juga mati?
Jin beranakpinakdan berkembang biak. Allah memperingatkan manusiaagar tidak terkecoh menjadikan iblis (yang berasal dari golongan jin)
dan keturunan-keturunannya sebagai pemimpin sebab mereka telah
mendurhakai perintah Allah (QS. Al Kahfi: 50).
Banyak orang menganggap bahwa jin bisa hidup terus dan tidak pernah
mati, namun sebenarnya ada hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim,
di mana Nabi SAW berdoa: “Anta al-hayyu alladzi la yamutu, wa al-jinnu
wa al-insu yamutuna – Ya Allah, Engkau hidup tidak mati, sedangkan jin
dan manusia mati.” (Bukhari: 7383, Muslim : 717)
Tempat-tempat Jin
Banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamaannya jugaada, di antaranya sama-sama menghuni bumi. Bahkan jin telah mendiami
bumi sebelum adanya manusia dan kemudian jin juga bisa tinggal bersama
manusia di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan bersama manusia.
Tempat yang paling disenangi jin adalah WC, tempat manusia membuka
aurat. Agar aurat kita terhalang dari pandangan jin ketika kita masuk
ke dalam WC, hendaknya kita berdoa yang artinya, “Ya Allah, aku
berlindung kepadaMu dari (gangguan) setan laki-laki dan setan
perempuan.” (HR At-Turmudzi).
Setan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya,
Quran sengaja tak menjelaskan secara rinci. Mungkin karena kuburan
sering dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang sihir
(paranormal). Nabi SAW melarang kita tidur menyerupai setan. Setan tidur
di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur
dalam keadaan bertelanjang menarik perhatian setan untuk mempermainkan
auratnya.
Setan selalu mendampingi manusia
Sudah menjadi komitmen setan akan senantiasa menggoda manusia agardurhaka kepada Allah. Oleh karena itu setan terus menerus mengincar
manusia, setiap saat menyertai manusia sehingga setan itu disebut pula
sebagai qarin bagi manusia, artinya “yang menyertai” manusia. Setiap
manusia disertai setan yang selalu memperdayakannya, bahkan manusia dan
qarin-nya akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Allah berfirman,
artinya: “Yang menyertai dia (qarin-nya) berkata (pula): “Ya Tuhan
kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam
kesesatan yang jauh.” (QS. Qaf: 27).
sumber : Amanah online
No comments:
Post a Comment